Literature Review 20 Jurnal (Semiotika, Logo, Simbol)
Aprilian Dudy Hermawan
202246500121
R4B
Literature Review 20 Jurnal
1.
Judul:
Makna Logo Dinas Penerangan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut
Penulis:
Infra Wahdaniah, Ahmad Toni, Rajab Ritonga
Teori:
Logo menjadi sarana komunikasi yang banyak digunakan pada institusi negara, Jurnal Ini membahas tentang Makna yang terkandung dalam logo Dinas Penerangan (Dispen) Tentara Nasional Indonesia – Angkatan Laut dan perannya dalam mendorong efektivitas penerangan dalam membangun citra TNI Angkatan laut. Sebagai sebuah institusi negara di lingkunan TNI, Dinas Penerangan Tentara Nasional Indonesia Angakatan Laut juga memiliki logo yang memiliki makna didalamnya. Jurnal ini menggunakan teori semiotika dalam menganalisis makna yang terkandung pada logo Dispenal dan Bagaimana representasi makna yang terkandung dalam logo Dispenal, serta bagaimana pula peran logo Dispenal tersebut dalam mendorong edektivitas penerangan TNI AL dalam membangun citra TNI Angkatan Laut.
Pendekatan:
Penelitian pada jurnal Makna Logo Dinas Penerangan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut yaitu menggunakan menote pendekatan kualitif dalam memahami fenomena yang dialami oleh subjek penelitian secara holistic, yaitu dengan cara deskriptif dalam membentuk kata-kata dan bahasa. Metode tersebut dinilai efektif dalam melakukan penelitian dengan cara mengumpulkan data yang berasal dari perpustakaan umum, perpustakaan TNI Angkatan Laut, arsip Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut, dan media online.
Analisis:
Menggunakan analisis semiotika Charles Sanders Pierce yang menggunakan model triadic yaitu Representament, Object, dan Interpretant, dalam memahami makna tersembunyi yang terkandung pada Logo Dispenal.
Kesimpulan:
Logo Makna Logo Dinas Penerangan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut setelah dianalisis menggunakan teori semiotika Charles Sanders Pierce dengan model triadic dan konsep trikotomi, representament, interpretant, dan object, logo Dispenal memiliki makna yang mencerminkan identitas dari TNI AL. Dapat dilihat pada ikon dalam logo Dispenal antara lain kemudi dan lencana perang. Indeks dalam logo Dispenal antara lain bola dunia, kemudi apal bertuliskan “Penerangan TNI AL”. lencaba merah putih, dan pita seperti gelombang bertuliskan “Cepat Tepat Akurat”, dan Simbol dalam logo Dispenal yaitu wanra kuning, merah putih dan biru. Semua itu menggambarkan makna logo Dispenal yang mencerminak Visi dan Misi TNI AL seperti arti pada lambing kuning berarti bijaksana, merah putih diartikan sebagai semangat pantang menyerah dan penuh keiklhasan, dan warna biru berarti loyalitas, kesetiaan, dan ketaatan.
2.
Judul:
Analisis Semiotika Roland Barthes Terhadap Logo Calais Tea
Penulis:
Trieska Sela Pratiwi, Yulia Rachma Putri,S.Ip.,MM, Mohammad Syahriar Sugandi,S.E.,N.Ikom.
Teori:
Logo adalah sebuah elemen grafis yang melambangkan suatu organisasi, produk, atau layanan. Logomerupakan suatu bentuk gambar atau sekedar sketsa dan arti tertentu, dan mewakili suatu arti dari Perusahaan, daerah, perkumpulan, produk, negara, dan hal-hal lainnya yang dianggap membutuhkan hal-hal lainnya yang singkat dan mudah diingat sebagai pengganti dari nama sebenarnya (Caniago,2012:3).
Penelitian ini dilakukuan dalam mencari tau nilai yang terkandung pada logo Calais, logo merupakan identitas penting bagi Perusahaan mengenai cerminan dari visi, misi yang dituangkan kedalam logo. Peneliti menggunakan teori Semiotika dalam metode penelitian ini guna mencari makna yang terkandung didalamnya.
Pendekatan:
Penelitian pada jurnal ini menggunakan metode pendekatan kualitatif yang mendeskripsikan berbagai pengertian secara mendalam untuk mengupas makna yang tersembunyi pada logo Calais Tea, dengam mengumpulkan data tentang logo dan pemaknaan pada setiap simbol yang terdapat pada logo Calais Tea.
Analisis:
Penelitian pada logo Calais Tea menggunakan teori Semiotika Roland Barthes untuk memaknai logo tersebut, dengan melihat pemaknaan Tingkat Denotatif, Konotatif, dan Mitos. Hasil yang didapat dengan menggunakan pemaknaan denotative dari teori Roland Barthes yaitu Secara keseluruhan logo Calais Tea menggunakan warna hitam bermotif arsiran putih yaitu berupa bowler hat, handler moustache, bow tie, lingkaran, font, motif arsiran, warna magenta, warna hitam, dan tagline. Pada Tingkat konotatif dapat disimpulkan bowler hat, handlebar moustache dan bow tie menyiratkan sosok kewibawaan, elegan, dan eksentrik. Dapat dikatakan demikian karena objek tersebut hanya digunakan pada acara-acara formal agar terlihat berwibawa. Pada mitos diyakini Masyarakat yang menyenakan objek tersebut merupakan orang identic dengan kewibawaan dan elegan.
Kesimpulan:
Penelitian pada logo Calais Tea yang menggunakan teori semiotika Roland Barthes mendapatkan Kesimpulan pemaknaan pada Tingkat denotative yaitu bowler hat, handlebar moustache, bow tie, lingkaran, font, motif, warna, dan tagline merupakan kesatuan elemen pada logo Calais Tea, pada pemaknaan konotasi semua elemen yang terdapat pada logo calias tea menunjukan maskulintas, kewibawaan, tegas,dinamis,klasik, dan tagline memberikan makna bahwa Calais Tea memiliki produk yang berkualitas, dan pada pemaknaan mitos menunjukan bahwa elemen yang terdapat pada logo tersebut menunjukan nilai perbedaan dan kelas didalamnya.
3.
Judul:
Studi Logo Event (Acara) Di Daerah (Kajian Ikonografi: Studi Kasus Logo Karya Z. Hanafi Di Sumatera Barat)
Penulis:
Arif Budiman
Teori:
Logo merupakan sebuah simbol atas sebuah Identitas, didalam logo terdapat berbagai konsep, nilai, ideologi yang menjadi cerminan jati diri pada otoritas apakah itu negara, Perusahaan, organisasi, ataupun event dari sebuah perhelatan akbar. Logo event di daerah tentunya memiliki berbagai makna tersendiri sesuai dengan tema acara yang akan diselenggarakan dan juga Logo dapat memberikan citra positif dalam sebuah event dan menjadi identitas penting dalam memperkuat komunikasi antar visual.
Penelitian ini mencari tau tentang makna yang terkandung pada logo event di daerah Sumatera barat karya Z. Hanafi. Menggunakan teori ikonografi dan ikonologi dalam mengungkapkan makna yang ingin dihadirkan pada logo tersebut.
Pendekatan:
Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan mengumpulkan berbagai data menggunakan Teknik purposive sampling. Peneliti mengumpulkan data berupa ungkapan visual logo-logo yang mendekari unsur kedaerahan. Disamping menggunakan studi literatur dan wawancara.
Analisis:
Peneliti menggunakan metode analisis teori Ikonografi dan ikonologi yang dijelaskan oleh Erwin Panofsky, yang mengklaim bahwa ikonografi bersifat deskriptif dan classificatory, sedangkan ikonologi bersifat identifikasi. Panofsky menjelaskan tiga pemaknaan karya seni. Pra-Ikonografis menangkap pemaknaan pertama suatu karya seni dengan mengidentifikasi bentuk yang masih murni. Kedua tahap mengidentifikasi makna sekunder terhadap aspek representasi, yaitu cerita yang dikisahkan dalam bentuk lambang-lambang dengan melihat pemaknaan yang terkait dengan peristiwa yang diangkat oleh gambar. Ketiga yaitu interprestasi ikonologis adalah cara memahami karya seni melalui penetapan makna isinya dengan menyingkap prinsip prinsip yang terkandung didalamnya.
Kesimpulan:
Peneliti menyimpulkan bahwa Logo yang dibuat oleh Z. Hanafi memiliki makna yang kuat dengan pengayaan studi antropologi yang dilakukan tanpa ia sadari. Dapat dilihat dari elem visual yang berpijak pada nilai-nilai lokalitas local wisdom dan local genius sehingga logo ini dapat diterima oleh Masyarakat. Logo tersebut mewakili seluruh pihak yang terlibat pada event yang diselernggarakan.
4.
Judul:
Logo Sebagai Media Komunikasi Teknologo: Analisis Semiotika Pada Logo Meta
Penulis:
Bayu Aji Pamungkas, Anak Agung Gde Agung Indrawan
Teori:
Meta merupakan Perusahaan Teknologi asal amerika serikat yang sebelumnya Bernama Facebook. Sebagai Perusahaan teknologi yang memiliki visi dan misi kea rah masa depan, Meta memiliki sebuah logo yang memiliki makna tersembunyi didalamnya. Logo meta sebagai ikon Perusahaan media sosial ini memiliki keunikan tersendiri, yaitu format dua dimensi dan tiga dimensi dalam satu objek yang terkesan bergerak, karena logo tersebut menampilkan bentuk yang berbeda seusai perspektif, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuin makna yyang terkandung pada logo meta.
Menggunakan teori semiotika yang merupakan ilmu menganalisis suatu tanda, yang terdapat pada objek tertentu dalam mengetahui makna tersembunyi di dalamnya.
Pendekatan:
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif interpretative dengan mengumpulkan data melalui dokumentasi. Menurut Bodgan dan Taylor, metode penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tulisan atau lisan.
Peneliti mengumpulkan data melalui dokumentasi yaitu
dengan mencari logo Meta yang tersebar di Internet. Pemilihan ini didasari atas
beberapa referensi yang menjelaskan proses penciptaan logo meta.
Analisis:
Analisis ini menggunakan teori Roland Barthes dalam mengkaji makna yang terkandung pada logo Meta. Roland Barthes menyatakan bahwa denotasi menghadirkan tanda yang bersifat eksplisit yaitu makna tanda yang tampak kepermukaan berdasarkan relasi penanda dan petandanya, sedangkan konotasi menghadirkan tanda yang bersifat implisit, yang memiliki muatan tanda yang tersembunyi.
Berdasarkan teori yang digunakan pemaknaan logo meta secara denotatif, dapat dilihat melalui unsur-unsur desain yang diterapkan. Jika dilihat dari konotatifnya, tidak semua unsur desain yang digunakan dapat menimbulkan makna secara inplisit. Secara keseluruhan logo meta memiliki makna konotatif yang dapat diinterpretasi dari berbagai perspektif.
Kesimpulan:
Hasil dari penelitian ini setelah melakukan pengkajian menggunakan teori semiotika Roland Barthes pada logo Meta, menemukan bahwa secara denotasi, warna biru pada logo meta merupakan warna ciri khas yang dipakai di dalam logo Meta, dan pad aunsur garis, logo meta terbentud dari dua garis lurus yang dibentuk secara diagonal dan garis lengkung.
Secara konotasi, logo meta dapat disimpulkan secara inplisit dibeberapa unsur desainnya yaitu unsur warna, garis, dan shape. Warna biru pada logo meta memberikan kesan tenang, kepercayaan, loyalitas, komunikatif, dan teknologi. Pada unsur garis memberikan kesain fleksibel dan ketegasan dalam pelayanan yang diberikan meta kepada penggunanya.
berdasarkan mitos tentang symbol kuno ouroboros simbol infinity pada logo meta memiliki makna yang melambangkan “ketidakterputusan” atau keberlanjutan yang terus menerus tanpa akhir.
5.
Judul:
Analisis Semiotika Logo Brodo Footweardi Media Sosial Twitter (Studi Analisis Semiotika Roland Barthes)
Penulis:
Canditra
Sultannata, Siti Maryam
Teori:
Kata logo berasal dari bahasa Yunani “logos”, yang berarti kata, pikiran, pembicaraan, akal budi. Banyak brand fashion yang menggunakan logo sebagai identitas suatu produk, yang mana hal itu menjadi sebuah keharusan yang dimiliki pada brand fashion tersebut dalam menyampaikan sebuah visi dan misi yang terdapat pada logo, dan tentunya mudah di ingat. Pada penelitian kali ini penulis bertujuan untuk menganalisis makna yang terkandung pada logo Brodo Footwear yang merupakan brand fashion yang menjual Sepatu lokal.
Teori yang digunakan dalam menganalisis makna pada logo Brodo Footwear adalah Semiotika yang merupakan sebuah cabang keilmuan yang memperlihatkan pengaruh semakin penting sejak empat decade yang lalu, tidak saja saja sebagai metode kajian (decoding), akan tetapi juga sebagai metode penciptaan (encoding). menurut Christomy dan Yuwono (2004, hlm. 87).
Pendekatan:
Metode penelitian yang digunakan adalah Kualitif yang bersifat deskriptif. Penulis melakukan pengumpulan data dengan melakukan interview, pengamatan dan studi Pustaka. Peneliti melakukan wawancara secara mendalam dan participant observation dan melakukan pengamatan secara menyeluruh dari semua simbol dalam logo Brodo Footwear.
Analisis:
Model
analisis yang digunakan pada jurnal ini adalah Semiotika Roland Barthes yang
memiliki sistem siginikasi Denotasi, Konotasi. Dalam keranhka Barthes, konotasi
identic dengan operasi ideologi, yang disebutnya sebagai mitos, yang didalamnya
juga terdapat pola tiga dimensi penanda, petanda, dan tanda. Mitos adalah
bagaimana kebudayaan menjelaskan atau memahami beberapa aspek tentang realitas
atau gejala alam.
Kesimpulan:
Setelah melakukan penelitian terhadap logo Brodo Footwear menggunakan teori semiotika Roland Barthes dapat disimpulkan bahwa, Logo Brodo ingin menampilkan bahwa logo tersebut merupakan cerminan dari pendiri brand Brodo. Secara Denotasi makna yang terkandung dalam logo Brodo terdapat pada silhoueete ayam jago yang terbentuk dari susunan tkes “Brodo”
Sedangkan secara konotasi Nama Brodo memiliki makna filosofi yang berarti Kaldu yang diambil dari bahasa Italy. Kaldu dimetaforsikan sebagai produk fashion yang dihasilkan Brodo memiliki cita rasa. Mitosnya adalah fashion yang dibuat oleh brand Brodo sangat pantas digunakan oleh pria.
6.
Judul:
Logo Bukan Untuk Kontes Kecantikan: Kajian Semiotika pada Logo PT Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Penulis:
Dendi Pratama
Teori:
Perkembangan industry telekomunikasi di Indonesia mengalami peningkatan yang sangat pesat. Hal tersebut membuat banyaknya persaingan yang begitu sengit antara perusahan penyedia layanan telekomunikasi, sama hal nya seperti PT Telekomunikasi Indonesia Tbk yang mengalami persaingan di industry layanan telekomunikasi. Tidak hanya diam Pt Telkom melakukan perubahan transformasi bisnis pada perubahan logo dan semboyan. Penelitian ini dibuat dengan tujuan untuk mencari tahu makna yang terkandung pada logo Pt Telkom Indonesia.
Menggunakan teori semiotika dalam melakukan analisis, yaitu mencari tanda dan petanda untuk menemukan makna yang tersembunyi di dalam logo tersebut dan mengupas secara menyeluruh bahwa logo bukan hanya sekedar kontes kecantikan atau keindahan visual semata.
Pendekatan:
Penulis menggunakan metode pendekatan kualitif dengan melakukan pengamatan literatur terhadap bisnis PT. Telkom serta kajian semiotika terhadap logo baru PT. Telkom untuk mendapatkan makna dan memahami tujuan dari logo tersebut.
Mengumpulkan berbagai data dari literatur-literatur yang ada berupa buku, panduan dan profil Pt Telkom, serta melakukan diskusi Bersama pelaku desain grafis.
Analisis:
Pada analisis logo Pt Telkom, kajian ini menggunakan teori semiotika Ferdinand de Saussure, yang mendefinisikan semiotika sebagai ilmu yang mengkaji tentang tanda sebagai bagian dari kehidupan sosial. Ferdinand de Saussure memiliki pandangan bahwa tanda merupakan suatu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dari dua bidang, yaitu penanda dan petanda.
Peneliti menganalisis logo Pt Telkom menggunakan teori Ferdinan de Saussure yaitu mengaitkan elemen yang berupa gambar (logo) sebagai penanda dan Perusahaan berupa visi misi dan pilat bisnis Pt Telkom sebagai petanda.
seperti yang dapat dilihat pada logo Telkom memiliki bentuk bulat yang membentuk bola dunia, mewakili visi yaitu Pt Telkom yang ingin terus memperluas jaringannya mulai dari wilayah asia Tenggara dan berlanjut ke negara asia lainnya yang merupakan bagian dari “Dunia”
Pada grafis stilasi berbentuk tangan dengan lima jari dapat sebagai petanda dari lima pilar bisnis PT Telkom dan petanda harfiah dari kata “your hand” pada tagline “The World in Your Hand”
Dan pada kalimat “Telkom Indonesia” Pt Telkom memilih jenis huruf yang sederhana, menunjukan bahwa Pt Telkom menyasar calon konsumen dari Masyarakat yang lebih umum.
Kesimpulan:
Secara keseluruhan dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, tidak serta merta dalam membuat logo hanya untuk menampilkan visual yang cantik. Tentunya PT Telkom telah melakukan berbagai macam riset dalam membuat Logo yang mereka gunakan.
Logo merupakan identitas penting bagi suatu Perusahaan, maka dari itu PT Telkom telah membuat logo yang sesuai dengan visi misi mereka.
7.
Judul:
Pengaruh Keberadaan Logo Halal dan Kualitas Keripik Tempek Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen
Penulis:
Sucipto Sucipto, Nastiti P. A. Kusumastuti, Fenti Nur Addina, Riska Septifani
Teori:
Indonesia merupakan negara yang mayoritas penduduknya beragama Muslim. Populasi muslim di Indonesia meningkat dari 181 juta tahun 2000 menjadi 205 juta tahun 2010 (Kettani, 2010), maka dari itu banyak produk dalam negri yang memiliki logo halal karena permintaan pasar dan Indonesia adalah pasar terbesar produk halal di Asia. Industri keripik tempe juga mulai banyak yang memakai logo halal dikemasannya.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah pengaruh dari keberadaan Logo Halal dan Kualitas keripik tempe pada Keputusan pembeli konsumen.
Menggunakan metode Partial Least Sqeare (PLS) dalam melakukan analisis di dalam pengaruh logo halal dan kualitas keripik tempe pada Keputusan pembeli konsumen.
Pendekatan:
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif yaitu dengan melakukan survey menggunakan 100 responden konsumen keripik tempe, dibagi menjadi 2 yaitu 50 sampel tersertifikasi halal dan 50 sampe lain konsumen keripik tempe yang belum tersertifikasi halal.
Analisis:
Menggunakan teori Partial Least Square (PLS) yang merupakan analisis berbasis varian yang secara simultan dapat melakukan pengujian model pengukuran sekaligus pengujian model structural.
Peneliti menggunakan table dalam membuat analisis yang melibatkan konsumen. Hasil pengujian menunjukan bawha terdapat pengaruh nyata logo halal terhadap Keputusan pembelian produk keripik tempe tersertifikasi halal.
Kesimpulan:
Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah logo halal memiliki perngaruh yang nyata terhadap Keputusan pembelian terhadap produk tempe, dan usaha yang belum memiliki sertifikasi halal perlu melakukan sertifikasi halal untuk mendapatkan logo halal resmi.
8.
Judul:
Analisis Semiotika Perbandingan Antara Logo Halal MUI Dengan Logo Halal Baru
Penulis:
Masysya Tri Putri, Jamiati KN, Daniel Handok
Teori:
Sertifikasi halal saat ini tidak lagi sebatas Upaya perlindungan bagi umat Islam terhatap zat halal dan haram, tetapi melebar menjadi komoditas dagang. baik di negara Islam atau di negara nonIslam.
Di Indonesia sendiri mayoritas Masyarakat memeluk agama Islam, Halal menjadi suatu kewajiban bagi muslik yang telah diperintahkan oleh Islam. Produk yang tersebar saat ini banyak yang sudah memiliki sertifikasi halal dan sudah menjadi suatu kewajiban bagi para produsen yang ingin menjual produk di Indonesia. Logo halal pada kemasan menjadi identitas penting bagi suatu produk, karena banyak Masyarakat yang melihat kemasan sebelum memutuskan untuk membeli suatu produk.
Penelitian ini menggunakan teori semiotika dalam
menganalisis Perbandingan, antara Logo Halal MUI dengan Logo Halal yang baru.
Pendekatan:
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif interpretative dalam menganalisis, dengan melakukan survey informasi melalui dokumentasi. Metode kualitatif adalah metode penelitian yang mengekstraksi data deskriptif dari kata atau teks tertulis secara lisan (Bodgan dan Taylor, 1975).
Peneliti melakukan analisis visual dalam empat Langkah yaitu fase deskripsi, fase evaluasi, fase analisis dan fase interpretasi.
Analisis:
Analisis yang digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan teori semiotika Charles Sanders Peirce, Pirce mengemukakan beberapa konsep menarik terkain dengan tanda dan interpretasi terhadap tanda yang selalu dihubungkan dengan logika. Yaitu Sign, Objek, dan Interpretant.
Pada logo halal terdahulu memiliki bentuk bulat dan warna hijau yang terdapat tulisan halal.
Terdapat makna filosofi pada logo halal yang baru yaitu mengadaptasi nilai-nilai ke-Indinesiaan. Memiliki bentuk dan corak visual yang merupakan artefak kebudayaan yang memiliki ciri khas yang unik berkarakter kuat dan merepresentasikan halal Indonesia. Terdapat bentuk gunungan dan motif Surjan atau lurik gunungan bada wayang kulit yang berbentuk, lancip ke atas, pada visual logo halal yang baru. Simbol tersebut menggambarkan bahwa semakin tinggi ilmu dan semakin tua usia, maka manusia harus semakit mengerucur (golong gilig) manunggaling Jiwa, Rasa, Cipta, Karsa, dan Karya dalam kehidupan, atau semakit dekan dengan sang pencipta.
Kesimpulan:
Logo halal memiliki fungsi yang penting terhadap suatu produk, Masyarakat saat ini menyadari bahwa pentingnya suatu produk yang bersertifikasi halal dalam menjadi pilihan sebelum membeli suatu produk.
Desain logo halal BPJPH memiliki makna yang menggambarkan salah satu kebudayaan DI Indonesia yaitu Wayang. Simbol wayang tersebut juga menjadi identitas bahwa logo halal tersebut berasal dari Indonesia, wayang sendiri menggambarkan keberagaman bangsa Indonesia yang memiliki beragam macam budaya.
9.
Judul:
Analisis Perbandingan Logo Pertamina Dengan Logo Karya Artificial Intelligence Menggunakan Logo AI
Penulis:
Gabriel Antonia Nicholas Nara
Teori:
Logo merupakan komponen penting dalam sebuah Perusahaan, sebuah logo harus mampu mewakili karakteristik dari suatu Perusahaan agar dapat membedakan dari yang lain.
Munculnya artificial intelegence atau yang biasa disebut sebagai AI, menciptakan berbagai perspektif dari Masyarakat, karena Ai dapat dengan mudah membuat suatu rancangan hanya dengan perintah dari ketikan. Namun semua itu juga perlu kreatifitas dari manusia itu sendiri agar terciptanya suatu desain.
Penelitian ini dilakukan untuk mencari perbandingan secara menyeluruh terhadap logo milik Perusahaan yang dibuat oleh seorang desainer logo, dengan logo yang dibuat menggunakan Ai.
Menggunakan metode 5 prinsip dasar membuat desain logo menurut Jacob Cass.
Pendekatan:
Metode pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan melalui pendekatan kualitatif deskriptif dengan menggunakan prinsip dasar mendesain logo. Menurut Jacob Cass logo memiliki lima prinsip dasar yaitu Simple, Memorable, Timeless, Versatile, dan Appropriate.
Peneliti membuat ulang logo milik pertamina menggunakan Ai, kemudian melakukan analisis terhadap logo pertamina yang resmi dan logo yang dibuat menggunakan Ai.
Analisis:
Penelitian ini menggunakan teori 5 prinsip dasar membuat desain logo menurut Jacob Cass. Yaitu logo memiliki lima prinsip dasar yaitu Simple, Memorable, Timeless, Versatile, dan Appropriate.
Pada logo pertamina yang dibuat menggunakan Ai, terdapat 18 titik sudut, 3 elemen pembentuk dan 2 warna yaitu biru dan hitam. Sedangkan logo pertamina yang resmi memiliki 12 titik sudut, elemen pembentuk dan 3 warna yaitu biru, merah dan hijau. Hasil analisis tersebut dapat dinyatakan bahwa kedua logo tersebut dapat dikatakan simple karena tidak memiliki unsur-unsur pembangun yang begitu banyak.
Pada prinsip Memorable ditemukan bahwa logo pertamina yang dibuat menggunakan Ai, memiliki banyak kemiripan pada logo yang tersebar di Internet. Namun logo resmi milik Pertamina memiliki sedikit kemiripan antara logo lain yang tersebar di internet. Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa logo resmi pertamina dapat dikatakan sebagai logo yang unik sehingga kemungkinan untuk diingat oleh Masyarakat akan semakin tinggi.
Prinsip timeless atau abadi berarti logo tersebut dapat bertahan lama dan tidak tergerus oleh perkembangan zaman. Sama seperti prinsip sebelumnya yaitu logo yang unik dan sederhana akan lebih bertahan lama.
Prinsip versatile atau serbaguna berarti logo tersebut dapat diaplikasinak di berbagai media dengan ukuran yang beragam, prinsip ini juga memiliki hubungan erat dengan prinsip simpe, Dimana logo yang memiliki bentuk sederhana tentunya lebih mudah untuk diaplikasikan di bergagai media, karena tidak memiliki banyak ornament yang menyulitkan jika diletakan pada media yang kecil.
Prinsip Appropriate berarti logo yang dirancang sudah sesuai dengan tujuannga. Logo resmi pertamina memiliki simbol yang membentuk huruf P yang menggambarkan nama dari Perusahaan tersebut yaitu Pertamina, terdapat simbol panah yang memiliki makna bahwa pertamina akan terus maju kedepan, dan pada ragam warna menggambarkan keragaman budaya di Indonesia, namun pada logo yang dibuat menggunakan Ai tidak memiliki makna yang mendasar.
Kesimpulan:
Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa Artificial Intelligence atau yang biasa disebut dengan Ai, belum bisa menandingi logo yang dibuat oleh para desainer. Karena logo Ai dibuat hanya menggunakan ketikan dan hanya merangkum dari logo-logo yang sudah tersedia di Internet. Dalam membuat logo tentunya kita harus memikirkan konsep secara matang dan tidak hanya mengandalkan kecerdasan buatan, maka dari itu Ai dinilai belum dapat menggantukan peran Desainer dalam merancang sebuah logo.
Jadi logo resmi pertamina yang dibuat oleh desainer telah memenuhi 5 prinsip dasar desain logo menurut Jacob cass. Yaitu logo resmi pertamina terdapat prinsip Simple, Memorable, Timeless, Versatile, dan Appropriate.
10.
Judul:
Pengaruh Design Logo Baru Bumd Yang Berbasiskan Kearifan Lokal Terhadap Citra Perusahaan (Studi Kuantitatif Mengenai Perubahan Logo Baru pada PDAM Kota Bandung)
Penulis:
Aat Ruchiat Nugraha, S.Sos., M.Si
Teori:
Logo dibuat tentunya dengan memikirkan secara aspek guna menghadirkan citra suatu Perusahaan, mulai dari bentuk, komposisi, warna, tipografi, dan simbol-simbol yang terdapat pada logo yang dibuat. logo juga menjadi identitas penting dalam memperkuat Perusahaan agar terus diingat oleh kostumer.
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana tampilan identitas logo baru PDAM Kota Bandung memberikan pengaruh terhadap citra Perusahaan PDAM Kota Bandung di mata pelanggan yang ada di Kotamadya Bandung.
Logo yang efektif memiliki syarat pembentukan yaitu, sifat yang unik pada logo, sifat fungsional logo, bentuk logo dan kemampuan logo dalam menampilkan identidas Perusahaan terkait persepsi, kognisi, motivasi, dan sikap.
Pendekatan:
Metode pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif, yang merupakan penelitian yang menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisirkan. Penelitian ini menggunakan survey dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpunal data. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang sejumlah responden yang dianggap mewakili populasi tertentu.
Analisis:
Pada analisis ini peneliti menggunakan variable bebas penelitian syarat pembentukan logo yang efektif, yaitu: sifat unuk logo, sifar fungsional logo, bentuk logo dan kemampuan logo dalam mempresentasikan Perusahaan terhadap citra Perusahaan PDAM Kota Bandung sebagai variable terkaitnya yaitu persepsi, kognisi, motivasi, dan sikap.
Besar pengaruh untuk setiap dimensi secara parsial :
1. Hasil perhitungan memperlihatkan bahwa pengaruh sifat Unik Logo terhadap Citra PDAM Kota Bandung adalah sebesar 2,0%
2. Hasil perhitngan memperlihatkan bahwa pengaruh langsung sifat fungsional logo terhadap citra PDAM Kota Bandung adalah sebesar 15,1%
3. Hasil perhitungan memperlihatkan bahwa pengaruh langsung bentuk logo terhadap Citra PDAM Kota Bandung adalah sebesar 9,0%
4. Hasil perhitungan memperlihatkan bahsa pengaruh langsung Kemampuan Logo Mempresentasikan Persuahaan terhadap Citra PDAM Kota Bandung adalah sebesar 6,2%
Kesimpulan:
Setelah melakukan analisis dapat disimpulkan bahwa logo merupakan cerminan dari nilai-nilai ideal tujuan organisasim yang meliputi aspek: visi misi, ruang lingkup kerja, serta budaya Perusahaan. Logo merupakan representasi dari ide-ide yang abstrak menjadi sesuatu yang nyata, dan berperan sebagai wajah dari Perusahaan tersebut.
11.
Judul:
Semiotika Visual Loga Rsu.Surya Husadha Denpasar
Penulis:
Nyoman Jaya Negara
Teori:
Logo merupakan sebuah identitas dan citra bagi entitasnya, Dimana logo memiliki karakter Perusahaan yang dikomunikasikan dengan khalayak menggunakan visual seperti gambar, tulisan. Logo sudah menjadi suatu hal yang wajib dipunyai oleh setiap Perusahaan yang ingin memiliki identitas, karena pada dasarnya logo dapat membuat suatu Perusahaan mudah diingat.
Tidak hanya sekedar sebagai estetika, namun logo perlu memiliki makna yang sejalan dengan visi misi dari sebuah Perusahaan.
Penelitian ini ditulis untuk mencari tahu makna yang terkandung pada logo RSU. Surya Husadha dengan menggunakan teori semiotika.
Pendekatan:
Menggunakan metode penelitian Kualitatif dalam menganalisis logo RSU. Surya Husadha, yaitu peneliti melakukan metode observasi dengan melakukan pengamatan dan mempelajari secara langsung bentuk logo pada media di RSU. Surya Husadha, Metode wawancara juga dilakukan secara langsung dengan kepala bagian marketing RSU yaitu dr. Donny Sisanto, MARS. Dan peneliti juga melakukan pengumpulan data menggunakan metode kepustakaan yang dilakukan dengan mengumpulkan data menalului buku-buku mengenai desain komunikasi visual dan logo.
Analisis:
Untuk menganalisis logo RSU. Surya Husadha, penelitian ini menggunakan teori semiotika Ferdinand de Saussure dan Charles Sadner Peirce.
Menurut teori yang diungkapkan oleh Saussure, maka penanda dapat berupa bentuk logo RSU. Surya Hushada itu sendiri, sedangkan untuk petanda merupakan makna dari logo RSU. Surya Huashada. Pada analisis ini dilihat dari penamaan Surya berarti matahari, yang merupakan sumber kehidupan matahari, dan kata husadha sendiri berasal dari kata usada yang berarti obat atau menolomg orang sakit. Berdasarkan pengertian tersebut kata Surya Husadha (penanda) berarti sumber pengobatan yang mampu memberikan kehidupan bagi orang lain (petanda). Sedangkan pada dua elemen bidang geometri yang membentuk air memiliki warna biru dan hijau memiliki kesan (peranta) sebuah kedinamisan, ketenangan, keharmonisan, keselarasan, keeksklusifan, dan kehidupan.
Kesimpulan:
Setelah melakukan penelitian, dapat disimpulkan bahwa pemilihan simbol logo RSU. Surya Husadha berawal dari konsep sebuah rumah sakit yang berangkat dari sebuah realitas bahwa hidup ada diantara kelahiran dan kematian. Logo ini memiliki filosofi tentang sebuah kehidupan yang digambarkan melalui simbil air.
Logo juga dapat diartikan sebagai harapan dari RSU. Surya Husahda yang tidak hanya sebuah tempat untuk mencari pengobatan dan penyembuhan namnun RSU. Surya Husadha juga sebagai institusi layanan Kesehatan yang menyeluruh.
12.
Judul:
Makna Logo Pt. Eigerindo Multi Produk Industri (Analisis Semiotika Charles Sanders Peirce)
Penulis:
Reno Riando
Teori:
Logo merupakan identitas yang paling penting dan utama selain dari selogan, lagu dll. Hanya dengan melihat logo, kita dapat langsung mengenal Perusahaan tersebut dan mengetahui reputasinya. Para desainer membuat tidak hanya serta merta dalam membuat logo, namun diperlukan proses yang Panjang hingga menciptakan logo yang dapat mempresentasikan visi misi, dan tujuan dari sebuah organisasi bisnis tersebut.
Begitu pula pada Logo PT. Eigerindo yang merupakan Perusahaan yang memproduksi pakaian dan peralatan untuk rekreasi alam. Tentunya memiliki makna yang tersembunyi di dalam logonya.
Penelitian ini dibuat untuk menganalisis makna yang terkandung pada Logo PT. Eigerindo menggunakan teori semiotika.
Pendekatan:
Metode pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif, yang menurut Bodgan dan Taylor dalam buku Cresswell penelitian kualitatif adalah salah satu jenis penelitian yang proses penelitiannya menghasilkan data deskriptif dari sesuatu yang diteliti.
Analisis:
Penelitian ini menggunakan teori semiotika Charles Sanders Peirce, yang didalamnya terdapat Model Segitiga makna yang digunakan pada penilitian ini, yaitu Representamen, Object, Interpretant.
Representasi yang muncul pada logo eiger yang baru ini adalah hasil dari apa yang ditangkap oleh Masyarakat yang melihat Logo baru dari Eiger itu sendiri.
Objek yang digunakan meski sebenarnya tidak berubah yaitu bentuk dari pegunungan di Swiss, namun pemaknaan yang berubah karena penggunaaan warna yang berbeda itu menjadikan pemaknaanya menjadi berbeda dari sebelumnya.
Interpretasi pada logo terbaru ini berubah total mulai dari bentuk, warna, tagline dan tujuan perubahan itu sendiri diusung oleh Eiger sendiri.
Dari hasil penelitian diatas dapat dijabarkan makna yang telah dianalisis pada logo tersebut menghasilkan beberapa makna, yaitu menggambarkan sesuatu yang berkelas dan menunjukan asa untuk selalu lebih baik dalam memberi pelayanan serta menunjukan komitmen untuk memproduksi produk berkualitas yang dipersiapkan secara khusus untuk memenuhi kebutuhan kegiatan alam consume mereka.
Kesimpulan:
Penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa seorang desainer membuat logo tidak hanya untuk menampilkan estetika, namun tentunya logo harus mengandung makna sesuai dengan tujuan Perusahaan itu dibentuk. Seperti pada logo PT. Eigerindo yang memiliki makna sesuai dengan Perusahaan mereka yaitu memproduksi pakaian dan peralatan untuk rekreasi alam.
13.
Judul:
Analisis Semiotika Charles Sanders Peirce Pada Logo PT Bank Mega Syariah
Penulis:
Widya Aryani, Ahmad Toni
Teori:
Identitas Perusahaan yang sagat mendasar adalah logo, manusia sejak jaman pra-sejarah sudah menggunakan simbol visual sebagai bentuk komunikasi. Dapat ditemukan pada dinding gua yang telihat berbagai macam simbol yang memiliki arti.
Sebuah logo tentunya harus memiliki ciri khas dalam menjadikan sebuah identitas Perusahaan, agar mudah diingat para konsumen, dan memberikan kesan yang baik pada orang yang melihat.
Penelitian ini ditulis untuk menganalisis Logo PT Bank Mega Syariah, yang merupakan Perusahaan yang bergerai dibidang perbankan syariah. Penelitian ini menggunakan teori semiotika.
Pendekatan:
Analisis:
Metode penelitian ini menggunakan teori semiotika Charles Sanders Peirce, mengacu pada logo Bank Mega Syariah yang akan dianalisis. Beberapa hal yang akan dianalisis semiotika Charles Sandersa Pierce diantaranya: Representament, Sign, dan Interpretant.
Tanda: Huruf M pada logo
Objek: Gambar sesuai dengan huruf M
Interpretant: Proses yang dinamis pada layanan perbangkan
Logo Bank Mega Syariah ini memiliki gambar/bentuk yang segar dan dinamis, terdiri dari huruf M yang memiliki perpaduan warna kuning, orange, dan abu abu. simbol M yang terdapat pada logo merupakan singkatan dari nama Bang Mega Syariah.
Warna kuning menggambarkan kreatifitas, warna abu-abu menggambarkan proses dan system yang canggih, wanra orange menggambarkan sebagai warna yang hangat, dapat menambah antusias, daya Tarik, kebahagiaan, semangat dan optimism.
Kesimpulan:
Setelah menganalisa logo Bank Mega Syariah, dapat disimpulkan bahwa dalam logo tersebut Bank Mega Syariah ingin menampilkan visi dan misi melalui visual logo tersebut, Bank Mega Syariah ingin mewujudkan Indonesia yang lebih baik dnegan menyediakan jasa keuangan dan layan prima dan professional untuk Masyarakat Indonesia.
14.
Judul:
Makna Perubahan Logo Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Hubungannya Dengan Brand Image PKS
Penulis:
Ben Isa Muhammad
Teori:
Pada sebelumnya lambang PKS memiliki warna hitam-kuing dengan bentuk kotak hitam dengan bentuk bulan sabit dan untaian 17 butir padi bewarna kuning, Pada lambang yang baru PKS memiliki warna dominan oranye-putih dan berbentuk bulat dengan unsur bulan dan padi tetap berada di Tengah.
Penelitian ini dilakukan untuk mencari tahu makna pada perubahan Logo parta PKS dan Hubungannya dengan Brand Image PKS. Menggunakan teori Semiotika yang merupakan teori untuk mengungkap makna pada tanda.
Pendekatan:
Pada penelitian ini penulis menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan metode pengolahan data dalam tahapan riset semiotika adalah klasifikasi data, identifikasi teks/tanda, menentukan pola semiotic yang umum, kekhasan wacananya berdasarkan selemen semiotika yang ada.
Analisis:
Analisis ini menggunakan teori semiotika Charles Sanders Pierce dalam mencari makna pada logo PKS.
Object: Simbol bulat, bulan, dan padi
Representamen: Logo PKS
Interpretant: PKS ingin terlihat lebih muda, dinamis dan netral
Dengan merubah logo baru kebentuk bulat, logo pks memiliki fungsi praktis, seoerti halnya logo yang diremajakan yang semakin menyederhanakan bentuk agar mudah diaplikasikan ke berbagai atribut partai. Pada warna orange yang diberikan pada logo PKS ingin logo tersebut terlihat lebih muda, dimanis dan netral.
Kesimpulan:
Kesimpulan pada penelitian diatas adalah logo PKS memiliki makna yang ingin menampilkan citra lebih netral disbanding sebelumnya. Citra partai dari yang lebih agamis dan formal menjadi lebih netral, muda, dan dinamis.
PKS ingin menjadi partai yang lebih netral agar dapat diingat oleh Masyarakat sebagai partai yang netral. Dan perubahan pada logo PKS merupakan strategi partai untuk menarik minat calon konstituen baru, terutama dari kalangan milenian.
15.
Judul:
Pentingnya PeranLogo Dalam Membangun Branding Pada UMKM
Penulis:
Nurul Ainun, Altri Wahida, Rian Maming
Teori:
UMKM dapat meningkatkan penjualan dan menyebarkan berita tentang produk merek dagang mereka. Branding UMKM ini dapat meningkatkan pangsa pasar dan didukung oleh teknologi yang semakin canggih.
Logo merupakah salah satu unsur penting yang dapat menjadi identitas suatu UMKM. Dalam menerapkan logo tentunya perlu memikirkan dari segala aspek visual seperti simbol, warna, dan tipografi. Mayoritas UMKM mulai berjualan tanpa memiliki brand atau merek, namun membuat nama brand dapat memberikan image yang menarik bagi suatu UMKM, dan dapat dengan mudah diingat oleh consumer.
Penelitian ini bertujuan untuk mencari tau apakah Logo memiliki peran yang penting dalam membangun branding pada UMKM, menggunakan metode studi mengikuti workshop, melihat pengalaman pribadi, dan melakukan observasi tentang tempat kerja.
Pendekatan:
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif dengam melakukan observasi, dan melakukan studi Pustaka dengan mencari berbagai sumber tentang nilai logo melalui media cetak dan elektronik.
Analisis:
Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan metode studi mengikuti workshop, dengan melihat pengalaman pribadi, dan melakukan observasi tentang nilai logo melalui media cetak dan elektronik.
Tahap penelitian:
Persiapan: dilakukan dengan melakukan survei dengan UMK istana gorengan.
Pelaksanaan: Para pelaku UMK Istana Gorengan membutuhkan bantuan pembuatan logo, kemasan, dan profil media sosial baru seperti Instagram saat ini setelah menyelesaikan polling. Logo dibuat menyesuaikan permintaan dari pemilik UMKM Istana Gorengan, dengan menggabungkan huruf I dan G serta tahun 2003 sebagai tahun pertamakali dibentuknya UMKM Istana Gorengan.
Akhir: Menghadirkan logo yang telah selesai dibuat dan menjelaskan makna yang terdapat pada logo, dan membantu untuk mengaharu bagaimana cara menggunakan media sosial.
Kesimpulan
Setelah melakukan branding dalam membuat logo, UMKM dapat memberikan perubahan yang signifikan. Dengan adanya logo, UMKM dapat membuat packaging lebih menarik dan mudah untuk dikenali para konsumen.
16.
Judul:
Membedah Logo Autocillin Menggunakan Teori Semiotika
Penulis:
Sari Wulandari
Teori:
Autocillin merupakan produk asuransi kendaraan bermotor yang didirikan oleh Perusahaan Adira Group pada tahun 2003 bulan September.
Untuk membangun identitas Perusahaan, tentunya Autocillin memiliki logo yang memiliki makna filosofi didalamnya. Untuk menyampaikan sebuah person, mengubah persepsi serta membangun pentritaan, maka dari itu dibutuhkan sebuah desain logo untuk mengubah persepsi masyarakan mengenai asuransi Autocillin.
Penelitian ini bertujuan untuk membedah Logo Autucillin menggunakan Teori Semiotika, yaitu mencari makna tersembunyi di dalam logo autocillin.
Pendekatan:
Menggunakan metode pendekatan kualitatif yaitu dengan mencari logo dari sumber media digital.
Analisis:
Penelian ini menggunakan teori Semiotika Charles Sanders Peirce dalam membedah makna di dalam logo Autocillin. Menurut peirce sebuah visual dapat berfungsi sebagai tanda apabila memiliki 3 komponen yang dikenal dengan Triadic Semiotic, yaitu memiliki Representamen, Objekm dan Interpretan.
Kesimpulan:
Upaya yang dilakukan oleh Adira Insurance untuk dapat mengubah pandanga nmasyarakat mengenai asuransi pada umumnya dan asuransi kendaraan bermotor para khususnya dapat terwujud melalui kehadiran identitas visual autocillin yang dapat mengkomunikasikan citra merek dengan mengedepankan filosofi unprecedent experience sebagai filosofi pelayanannya. Dengan menampilkan ikno berupa wajah orang yang tersenyum, indeks dari mobil berupa pengemudi.
Nama Autocillin merupakan kombinasi dari 2 kata yaitu auto dan cillin asuransi ini memberikan obat untuk memulihkan luka yang tidak hanya pada luka fisik pada kendaraannya.
17.
Judul:
Analisis Semiotik Nasionalisme Pada Logo Maskapai Batik Air
Penulis:
Nanik Rianandita Sari, Nur Makkie Perdana Kusuma
Teori:
Batik air merupakan maskapai penerbangan yang berbasis di Indonesia. Batik sendiri di ambil dari nama hasil karya bangsa Indonesia, perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia.
Nasionalisme dipandang sebagai ideologi, tetapi di samping itu juga sebagai Gerakan social dan bahasa imsbolik seta menjelajah makna, keberagaman dan sumbersumbernya.
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti makna Nasionalisme pada logo maskapai Batik Air menggunakan teori Semiotika.
Pendekatan:
Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kajian Pustaka yaitu dengan mengumpulkan data dengan cara menelaah dari berbagai literetur, catatan dan laoran-laporan serta sumber-sumber kepustakaan lainnya yang berhubuhan dengan masalah yang terkait (Nazir, 2005).
Peneliti memanfaatkan sumber dan bahan kepustakaan seperti buku artiker serta hasil penelitian ilmuah yang terkain dengan Semiotik Tanda nasionalisme pada maskapai batik air.
Analisis:
Penelitian ini menggunakan analisis teori semitoika model Roland Barthes seperti mencari makna denotrasi, makna konotasi, dan mitos.
Penanda: Batik Air
Petanda: Gambar canting pada lambang maskapai batik air bewaena kuning keemas an
Tanda Denotatif: gambar canting pada lambang maskapai batik air berfungsi sebagai alat untuk menorehkan lilin pada media (kain)
Penanda konotatif: Canting digunakan sebagai alat untuk menggambar motif pada kain yang nantinya kaan menjadi batik. Konotasi berkembang menjadi asumsi bahwa canting mengekspresikan perasaan, keinginan atau suasana pembatik.
Tanda Konotatif: canting merupakan alat untuk membatik.
canting pada logo makapai Batik Air, logo gambar canting terdapat pada bagian badanpesawat terletak di huruf b pada logo Batik Air. Canting berwarna kuning keemasanyang mana dalam tatanan elemen logo maskapai Batik Air dengan gambar canting memiliki arti kesejahteraan, kebahagiaan, kemakmuran.
Kesimpulan
Setelah dianalisis lambang dan tanda nasionalisme pada maskapai batik air dengan menggunakan teori analisis semiotika roland barthes, lambang yang terdapat pada batik air mempresentasikan nilai nilai nasinalisme yang dapat dipersepsi melalui pengorganisasian makna dibalik penggunakaan tanda-tanda yang berupa visual.
Makna nasionalisme pada lambang-lambang yang digunakan oleh maskapai Batik Air direpresentasikan melalui pengorganisasian elemen-elemen tanda yang kemudian diartikan sebagai sebuah cara dalam menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air dengan berkarya, membangun potensi nasional, serta memberdayakan dan memaksimalkan pemanfaatan produk-produk dalam negeri.
18.
Judul:
Analisis Plagiarisme Logo Oleh Inkom Tehnab
Penulis:
Edo Galasro Limbong, Siti Amalia, Ibnu Fadhila
Teori:
Kejadian Plagiarisme banyak terjadi dalam dunia desain, mulai dari simbol, pemaknaan, dan warna yang terdapat pada desain yang dibuat. Bukan hanya di Indonesia, kasus plagiarism pernah terjadi pada tahun 2012 dan menjadi perbincangan serius dikalangan sivitas akademi dan alumni ITS Surabaya, bahwa pembuatan logo perusahaannya memesan dari suatu Perusahaan desain yang di mana Perusahaan jasa desain tersebut tidak dapat dihubungi Kembali untuk dilakukan konsifmasi (Dadang, 2012). Pada akhirnya persuahaan asal rusia terseut mengakui kesalahan dan menyampaikan permintaan maaf.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Plagiarisme pada logo.
Pendekatan:
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitif, yang merupakan suatu prosedur penelitian yang dapat menghasilkan data secara deskriptif berupa ucapan ataupun tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati (Saeful, 2009).
Peneliti melakukan pengumpulan data studi Pustaka yaitu mengumpulkan dan menganalisis berbagai artikel berita dari berbagai sumber yang berkaitan dengan plagiarism logo ITS Surabaya, dan menggunakan website website Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya sebagai sumber data Penelitian.
Analisis:
Dalam melakukan analisis, peneliti menggunakan Teknik pengumpulan data studi Pustaka atau melalui berbagai dokumen yang ada. Sehingga dapat dikeathui bahwa hasil dari analisis pihak Perusahaan asal Rusia tersebut melakukan tipe plagiat, yaitu sebesar 70%
Kesimpulan:
Berdasahkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, dapat disimpulkan bahwa dengan perkembangan pada teknologi informasi dan komunikasi sangat membantu dalam mencari data yang dibutuhkan, baik secara nasional maupun global. Namum dapat memberikan dampak negative bagi penggunanya. Para desainer dapat dengan mudah mencari gambar yang memungkinkan terjadinya kasus plagiat.
Maka dari itu seorang desainer sebaiknya tidak melakukan plagiasi dalam membuat sebuah desain logo, dan perlunya penelitian lebih dalam jika menemukan sebuah gambar yang ingin dijadikan sebuah logo.
19.
Judul:
Analisis Pemaknaan Dan Tanda Pada Desain Logo GP Mandalika Series
Penulis:
Sasih Gunalan, Haryono, I Nyoman Miyarta Yasa
Teori:
Sebuah perhelatan balap motor bertarap internasional pada tahun ini, remis digelar. Tepat pada tanggal 18 sampai 20 maret, ajang balap motor tersebut akan dilangsungkan di sirkuit Internasional Mandalika, Lombok Tengah, NTB.
Tentunya setiap event yang diadakan, terdapat logo untuk menciptakan citra sebuah event tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemaknaan dan tanda pada desain logo GP Mandalika Series menggunakan teori semiotika.
Pendekatan:
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan melakukan observasi, dokumen tasi yaitu mengumpulkan data yang beredar di media digital maupun elektronok, dan literatur yang digunakan sebagai sumber acuan dan rujukan dalam sebuah penelitian dalam mendapatkan informasi tertentu.
Analisis:
Penelitian ini menggunakan teori Semiotika Charles sanders peirce yang memiliki tiga poin dalam teori tersebut, yaitu Representant, Objek, Interpretan.
Pada perancangan logo GP Mandalika series, latar belakang budaya dapat dijadikan sebagai identitas, penanda yang dapat membedakan sumber kepemilikan logo tersebut dengan logo dengan kegiatan yang sama. Karya seni dan desain yang mengedepakna konsepl atau menggali nilai lokalitas sebagai gagasan pokok dalam menciptakan karya, memiliki potensi untuk kembangkan dan diminati publik. Karena selain dapat dijadikan sebagai usaha membranding sebuah pagelaran identitas lokalitas budaya setempat juga akan dapat dipromosikan. Seperti pada desain logo GP Mandalika series. Pola semacam ini, juga dapa menjadi semacam karya baru dalam memupuk nilai dan kreativitas yang dimiliki seorang desain. Melalui kegiatan semacam ini, seorang desainer diharapkan mampu menghadirkan nilai budaya lokal yang dimaksud bukan hanya pada aspek visual, namun pada asepk konseptual dan nilai yang ada pada daerah dimana karya tersebut dilahirkan. Salah satunya dalam kajian cultural studies. Keterkaitan kerangka pikir yang demikian juga menjadi catatan penting aspek desain logo GP Mandalika.
Kesimpulan:
Setelah
melakukan penelitian, dapat disimpulkan bahwa desain logo GP Mandalika series
terdapat beberapa element desain komunikasi visual, berupa logo.
Logo mandalika memiliki makna seperti pada konsep warna pada kain tenun suku sasak di Lombok. Bentuk logo mandalika mengadopsi bentuk logo modern yang dibentuk dengan desain yang tersusun dari kombinasi huruf yang dopadukan secara abstrak, Secara keseluruhan desain logo GP Mandalika series dapat mweakili identitdas bdaya Indonesia, khususnya Lombok.
20.
Judul:
Kajian Estetika, Fungsi dan Makna Logo Sukla Satyagraha di Denpasar
Penulis:
Made Artlissa Creativany, A.A. Gde Bagus Udayana, Anak Agung Gede Rai Remawa
Teori:
Bali merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang mayoritas penduduknya memeluk agama Hindu, keeberadaan umat hindu, khususnya hindu bali lahir sebagai manusia yang merupakan maklhluk sosial ciptaan tuhan yang suci.
Pada penelitian ini logo Sukla Satyagraha dibahas berdasarkan peranan unsur dan prinsip estetika yang terdapat dalam logo serta maksud dari logo tersebut. menggunakan
Pendekatan:
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif yang merupakan penelitian yang bermaksud untuk membuat deskripsi atau Gambaran dalam memahami fenomena-fenomena tentang yang dialami oleh subjek penelitian.
Peneliti mengmpulkan data berupa objek logo pada media digital.
Analisis:
Menggunakan analisis berdasarkan peranan unsur dan prinsip estetika yang terdapat pada logo tersebut, yaitu pada warna, bentuk, garis, huruf, dan tipografi.
Ornamen keketusan adalah sebuah hasil karya seni yang ide atau konsep dasarnya diambil dari benda-benda alam, tumbuh-tumbuhan, dan juga binatang.
Tipografi logo Sukla Satyagraha terbagi menjadi dua jenis huruf yaitu huruf latin dan aksara Bali. Huruf latin menghasilkan kesan tegas tetapi mudah dibaca dan dimengerti sehingga pesan yang disampaikan dapat komunikatif. Jenis aksara bali digunakan ke Made dalam logo Sukla Satyagraha karena penggunaan aksara Bali merupakan bentuk penguatan identitas budaya daerah sebagai bagian utuh kekayaan budaya nasional dalam kerangka Ideologi Pancasila, UUD NKRI tahun 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.
Warna merah memiliki kesan berani dan kuat, warna kuning mencerminkan kemewahan, dan identic dengan agama hindu, warna hitam memiliki makna ketegasan, kuat dan menetralisir dari unsur warna lainnya.
Kesimpulan:
Logo sukla satyagraha pada pembahasan estetika, daya Tarik artistic dan esetitkanya dilihat dari elemen pembentuk serta makna logo. Logo tersebut terdiri dari elemen garis, ornament masmasan dan kakul, dan bentuk lingkaran. Pembentukan simbol tersembut menciptakan desain yang menarik dan memenuhi kriteria desain seperti proporsi dan komposisinya.
Komentar
Posting Komentar